Tumpah nya air mata
Bagai mana aku hendak merasakan
Sedangkan kau tak mau merasakan apa yang kau rasakan
Isi kan lah hati mu dengan sedikit embun yang kau genggam
Dari kusam nya matahari
Perahu itu takkan melabuh di dermaga kayu
Karena ia lupa akan negara itu
Jangan kau tunggu ia datang sampai kau merayu
Sebab datang nya ia akan mengoyak luka dihati
Sanggahan jantung yang di bakar
Dalam lumat kelumat
Dari segi ke segi
Namun kau tak tertangisi
Seperti ini yang menusuknya
Seperti ini pula yang merangkul nya
Dalam kelam nya sinaran
Dari gelam nya lautan
Pecah…..
Lumat….
Sepuih….dan
Repih…..
Pecah…..
Lumat….
Sepuih….dan
Repih…..
Koyakan mulut mulut dari durjana
Sebarkan buih buih kehancuran’
Disaat kita mulai terkapar
Disaat kau jatuhkan air mata
Buang derita cinta
Dari kapur-kapur jalanan
Dan jangan kau tunggu lagi….ia datang….
Dumai, 21 mei 2010
Syahrul affandi bin jalaluddin rozali